Senin, 16 Januari 2012

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAH LAKU


Saya lahir di blora tahun 1991 dan selama 3 tahun ini saya tinggal di Salatiga untuk melanjutkan study saya di UKSW selama itu pula saya mendapatkan banyak perbedaan kebiasaan- kebiasaan yang sesaat menbuat hidup saya sedikit terganggu dengan hal- hal tersebut, tetapi seiring berjalannya waktu dan keadaan yang secara tidak sengaja untuk merubah kebiasaan – kebiasaan yang dulu sebelum saya tinggal di Salatiga dengan lingkungan baru tempat saya tinggal sekarang. Berdasarkan sekilas cerita di atas saya enyimpulkan adanya perbedaan kebudayaan.
Kebudayaan adalah suatu tingkah laku seseorang atau sekelompok orang pada suatu tempat yang dilakukan secara berkelanjutan sehingga membentuk sebuah kebiasaan atau sering kits sebut dengan tradisi.
Kebiasaan – kebiasaan yang berbeda antara lain mulai dari makanan, makanan di blora semunya dibuat serba pedas, tetapi di Salatiga semua makanannya manis dan kurang cocok dengan lidah saya. Selain makanan yang sangat berbeda ada lagi yaitu dalam penggunaan kata- kata dalam berkomunikasi di blora saya biasa mengucapkan kata kata yang kurang enak di dengar dan intonasinyapun keras tetapi di salatiga semua berbanding terbalik di sini mayoritas orang menggunakan kata – kata yang halus dan intonasi yang lembut, banyak teman saya yang berkomeentar supaya menjaga kata – kata yang saya pergunakan dan kontrol intonasi dalam berbicara. Seiring berjalannya waktu saya berupaya untuk menyesuaikan segala perbedaan itu. Dari cerita saya di atas saya belajar bahwa lingkungan dapat merubah kebiasaan kebiasaan sebelumnya.

10 komentar:

  1. niceeeeee...
    benar sekali kidung... kebudayaan memang dapat merubah tingkah laku seseorang, emang dari karakteristik manusia itu sendiri adalah makhuk yang dinamis yang dapat berubah- ubah menyesuakan tempat dimana kita tinggal

    BalasHapus
  2. Oke juga nih bro penglamannya.. selaras dengan peribahasa di mana bumi dipijak di situ lah langit dijunjung.. keep on fighting bro..

    BalasHapus
  3. masalah makan memang hanya masalah kecil bagi saya tp kecocokan/adaptasi terhadap makanan biasanya membuat orang itu dapat merasa lebih betah jika orang itu merasa cocok dengan makanan daerah setempat :D

    BalasHapus
  4. dimanapun kamu berada..disitulah kamu harus menyesuaikan diri..tapi bukan berarti kamu menjadi orang lain...tetaplah jadi diri sendiri..yang bisa membawa diri..keep fighting..good job!!

    BalasHapus
  5. bagus sekali ceritanya bapak..
    saya terharu sebagai orang salatiga :D

    nice to read that,, the differences culture between Salatiga 'n' Blora..
    as a Friend from different place, we all can share our culture that unique and awesome,,

    chibi..chibi..chibii... :D

    BalasHapus
  6. Mungkin disesuaikan sama orangnya kali y,,,,,, heheheh .....
    Kidding Coey ,,,,,
    Good Post ,,,,,
    Memang seharusnya Qta lebih selektif saat menemukan kebudayaan atau tradisi baru di tempat Qta berada ,,,,, sehingga dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar ,,,,
    Ambil yang Positif,,,,,dan Buang yang Negatif ,,,,,,,

    Truz Berkarya Coey .....

    BalasHapus
  7. nice post kwan....ya, di mana kita berada, sebisa mungkin kta harus bsa beradaptasi. Bunglon aja bsa beradaptasi merubah warna kulit tubuh... masak kta sebagai manusia kalah sama hewan wkwkwkw..........(just kidding)

    BalasHapus
  8. terima kasih buat semua komentar kalian. jujur saya sangat membutuhkan semua hal yang kalian tulis... suit suit he he....

    BalasHapus
  9. judul anda pas sekali ya buat anda sendiri...hehehe. tetapi adakah orang yang hidup di belora suka juga yang manis manis?
    maklum coy...anak salatiga muanizz...muanizz. kyk yg ngmong ni. hehehehe

    BalasHapus
  10. betul sekali miss dea. selama bumi mssih menjadi tempat berpijak. aku kan melangkah menuju cahaya terang. ohh maaf salah ketik,
    gk pa pa ding skalian promu lirik lagu terbaruku

    BalasHapus