Komunitas mancing
brotherhoods Salatiga
Untuk
menyelesaikan tugas akhir mata kuliah lintas budaya dengan dosen pengampu Bpk.
Steve, saya mendapat tugas untuk bergabung dengan komunitas yang berbeda. Pada
tugas kali ini saya mengambil komunitas mancing sebagai objek saya. Komunitas
mancing ini bernama komunitas mancing brotherhoods
Salatiga. Brotherhood tidak ada tanggal pasti berdirinya, karena komunitas
ini terbentuk dari perkumpulan orang – orang dekat yang hobi memancing dan semakin lama komunitas ini
berkembang menjadi besar.
Saya
mengenal komunitas ini karena sebagian kecil anggotanya merupakan teman kos
saya. Anggota dari komunitas in mempunyai berbagai latar belakang pekerjaan
mulai dari penyanyi greja, karyawan kantor, mahasiswa, guru, buruh jaga malam,
Polisi Militer, wirausaha, mekanik bengkel dan masih banyak lainnya.
Pada tanggal 20-03-2012 kemarin saya di ajak salah satu teman untuk ikut berkumpul dan membahas semua persiapan kegiatan memancing di waduk Bade Kec. Karang Gede Boyolali besok jum’at tanggal 23-03-2012.
Pada tanggal 20-03-2012 kemarin saya di ajak salah satu teman untuk ikut berkumpul dan membahas semua persiapan kegiatan memancing di waduk Bade Kec. Karang Gede Boyolali besok jum’at tanggal 23-03-2012.
Hari
jum’at sudah datang, kita berkumpul di depan kos jam 8 pagi untuk mepersiapkan
dan mengecek perlengkapan mancing, makanan dll, dan berangkat jam 9 pagi. Dalam
perjalanan kali ini banyak hal yang saya dapatkan, mulai dari udara bebas
polusi, pemandangan yang harmonis perpaduan antara hijaunya pepohonan, ladang,
sawah, pegunungan dan bangunan bangunan dengan berjuta kesibukan dan kejenuhan
yang tampak dari kejauhan.
Sebagian anggota brotherhoods
peralatan memancing
Waduk Bade Kec.
Karang Gede Boyolali
Mancing dengan
Getek
saya
dengan teman
Selama
saya bergabung dikomunitas ini pada awalnya saya dapat menikmati setiap detik
suasana, karena selain orang- orangnya yang asik, terbuka, dan keadaan
lingkungan yang fress dimana udara
segar, angin semilir dll. Tetapi setelah beberapa jam bergelut dengan pancing
dan tanpa ada hasil tangkapan satupun, saya merasa jenuh dan bosan dengan
kondisi seperti ini. Sesaat saya terpikir, mengapa saya melakukan hal yang
tidak pasti seperti ini dan membuang- buang waktu, entah dari mana datangnya
pikiran seperti ini. Mungkin karena kurangnya aktifitas (Cuma duduk dan
menunggu umpan disambar ikan). Saya bertanya tanya dalam hati “apakah yang saya
rasakan sama dengan yang mereka rasakan ya?”ternyata setelah saya menengok
kesamping kiri kanan saya mereka asik dan kelihatannya menikmati dengan kondisi
seperti ini. Dari pada rasa ini semakin
menjadi- jadi saya mencoba wawancara dengan salah satu orang dari komunitas ini
sebut saja bpk. Rohadi:
Saya :
Sejak kapan sih pak anda mulai suka dengan hobi memancing?
Bpk. Rohadi : wahhh ya sejak kecil mas, karena dulu saya
sering sekali di ajak sama bapak saya pergi memancing dan sekarang menjadi
kebiasaan yang mendarah daging. “sambil tersenyum, he,e,e,e,e,”.
Saya : Apa alasan bapak suka memancing?
Bpk.
Rohadi : Memancing sebagai sarana
melepas stres dari kejenuhan pekerjaan,
dan idividualisme di ligkungan pekerjaan, di komunitas ini saya menemukan
keluarga kedua saya dan sesuatu yang fress.
Saya
: Berapa buan sekali bapak
dengan kawan- kawan memancing?
Bpk. Rohadi : ya kita
menyesuaikan hari libur nasional “ sambil ketawa haaaaaaaaa”.
Saya :
Apakah bapak mendapatkan ikan dari setiap kali bapak memancing? Berapa banyak
atau besar hasil dari pancingan bapak?
Bpk. Rohadi : ya kadang dapat banyak, kadang pula tidak dapat sama
sekali, dan saya itu pernah mendapatkan ikan mujair di rawa pening itu sekitar
5 kilo.
Saya : Apa
yang bapak rasakan jika tidak mendapatkan hasil sama sekali dan jika
mendapatkan hasil yang besar?
Bpk. Rohadi : Bagi saya mendapatkan ataupun tidak
mendapatkan ikan itu hal biasa mas, ya kalau tidak mendapatkan ikan saya tetap enjoy mas dan jika mendapatkan ikan itu
adalah suatu bonus.
Saya : Maksudnya?
Bpk. Rohadi : Motivasi saya memancing itu untuk
melepas stres dan mencari suasana yang fress
bukan hasil ikan yang saya cari, semua anggota dari komunitas ini juga memiliki
motivasi yang sama lho dek. “sambil tertawa heeeeee”
Saya : hhhmmmmm,,,,, begitu ya pak......
Suara adzan Ashar
sudah mulai terdengar dan kita semua bergegas untuk menepi dan pulang ke
Salatiga. Kita berkumpul sebentar di samping mobil untuk mengecek anggota dan
semua peralatan. Setelah semuanya lengkap satu persatu anggota masuk ke dalam
mobil dan kembali pulang. Selama di dalam mobil setiap orang syaring tentang
apa yang didapatkan dari selama memancing di Getek tadi. Ternyata dari 6 orang tidak ada yang mendapatkan ikan
sama sekali, tetapi mereka tidak ada perasaan kecewa ataupun sedih, satu
pertanyaan secara tidak sengaja keluar dari mulut saya “ teman – teman !,
semisalnya saya ingin bergabung dengan komunitas ini ada syarat khusus tidak?”.
Salah satu anggota melontarkan jawabannya “ simpel
og dek syaratnya, jika kamu merasa asik dan menikmatinya ya lanjutkanlah”
(semua orang di dalam mobil tertawa, haaaaaaaaaa).
Tidak terasa perjalanan 1 jam ini dan akhirnya tibalah di tempat awal kita
berangkat, semua anggota dengan barang bawaannya pulang kerumah masing- masing.
Begitulah pengalaman memancing saya dengan komunitas mancing brotherhoods.
Berdasarkan
dari cerita tadi saya baru menyadari bahwa memang sulit beradaptasi dengan
komunitas yang berbeda dengan hobi saya, tetapi banyak hal- hal baru, teman
baru dan pengalaman baru yang saya dapatkan.
“Motto”
“lakukanlah
sesuatu yang baru jika kamu ingin mendapatkan hal baru, nikmatilah semua yang
baru kamu dapatkan agar kamu dapat merasakannya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar